“goresan kata dalam
sebuah untaian Jiwa”
MINGGU,
MARET, 20, 2016
SEBUAH
SINOPSIS
JUDUL :
“BERJALAN DIATAS CAHAYA”
JENIS BUKU :
NOVEL PERJALANAN DAN RELIGI
PENGARANG :
HANUM SALSABIELA RAIS, DKK.
TERBITAN :
PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
HALAMAN : Xii + 210 HALAMAN
TAHUN TERBIT
: 2O11
Berjalan diatas
cahaya adalah sebuah novel lanjutan dari 99 Cahaya di Langit Eropa goresan
tinta Hanum Salsabiela Rais.
Kisah yang
dituturkan oleh hanum ketika berkunjung ke Neerach, Swiss. Markus, seorang
mualaf yang ingin ditemui Hanum untuk keperluan wawancara memintanya menunggu
di kedai bunga yang “aneh”. Dalam kedai itu, hanya ada lampu penerang yang
usang. Kedainya pun sangat sederhana, dirakit dari papan kayu, lalu hanya
dipaku bagian sudutnya saja. Persis seperti kedai penjual rokok di tepi jalan
raya Indonesia. Bedanya, dikedai bunga itu tidak ada penjual yang menunggunya.
Pembeli membayar barang yang dibeli dengan langsung meletakan uangnya pada
kaleng yang tersedia. Jika ada yang meminta kembalian, tinggal ambil sendiri
pada kaleng yang lain. Dan jika tidak ada uang yang tersedia dalam jumlah yang
diinginkan, pembeli cukup menulis identitasnya pada notebook yang sudah
disediakan, uang kembalianpun akan diantarkan oleh penjual ke alamat yang telah
dituliskan dalam notebook. Sungguh praktik kepercayaan yang luar biasa.
Bagaimana mungkin orang-orang Swiss menerapkan
syariat Islam tanpa menumbuhkanya pada konstitusinya?
Adapun praktik ketulusan,
dalam penerbangan ke Wina untuk menyusul suaminya, Hanum bertemu dengan seorang
pendekar bercadar. Dari atas pesawat sampai dibandara Wina, banyak pertolongan
yang diperoleh Tutie, teman Hanum yang ikut dalam perjalanan ini. Salah
satunya, seorang wanita rela bertukar tempat antri dengan Tutie. Alasanya
sederhana, karena petugas bandara “senang” dengan orang bercadar. Jadi, dia
akan diperiksa lebih lama, hal itu akan membuat Tutie lebih lama menunggu.
Sedangkan Tutie harus menunggu bersama anaknya yang baru berusia 6 bulan.
Ketulusan dan keikhlasan hati sangat terasa.
Tutie menuliskan “Sungguh saya ingin kembali kepada para petugas di imigrasi,
mengatakan bahwa orang yang mereka tahan lama-lama hanya karena bercadar adalah
pendekar saya hari ini. Dia adalah orang baik,
terlepas seperti apa penampilan fisiknya. Cadarnya tak merintanginya
berbuat baik kepada orang yang belum dikenalnya, bahkan tak peduli apa
agamanya. Hubungan manusia, berhablum minannas lah, yang mendasarinya
memberikan tangan untuk sesama.”
Kisah Rangga,
suami Hanum. Dengan kecerdasan yang dimilikinya, melalui game theory yang
dimainkannya, Rangga berhasil mengecoh teman-temanya dan memperoleh keuntungan
450 Euro. Jumlah yang fantastis. Namun, Rangga tidak menggunakan uang tersebut
untuk kepentingan pribadinya melainkan disumbangkan pada organisasi remaja
muda-mudi Muslim Linz (LINCO).
KOMENTAR :
Tidak ada keanehan
dan kelangkaan sebuah peristiwa itu diceritakan dalam sebuah novel yang saya
baca ini, melainkan budaya-budaya Eropa yang bermayoritas non-Muslim yang telah
banyak mengaplikasikan nilai moral kedisiplinan, kejujuran, dan nilai kebaikan
lainya. Yang mungkin jarang kita temui di negara yang berpenduduk Muslim
terbesar di dunia.
Sebuah kedai bunga yang dapat
menawarkan tranksaksi kejujuran membuat warga Austria dapat mengimplementasikan
budaya kepercayaan ini. Tentu saja ini beresiko. Salah sedikit saja akan
berujung pada kerugian. Tapi, tidak untuk kedai bunga tersebut, karena
pemiliknya mengandalkan kepercayaan kepada penjual dan pembeli saja. Hal seperti
itulah sangat mudah terjadi dan mendatangkan banyak keuntungan. Mungkin ini
hanya satu dari sekian novel yang memiliki kejadian sama seperti yang ada pada
novel ini.
Novel ini sangat cocok untuk
dijadikan sebagai motivator para Muslim lainnya yang dapat mengisahkan sebuah
perjalanan spiritual seseorang dari berbagai negara. Penulis terkadang
menuliskan beberapa dialog dalam bahasa Jerman yang merupakan bahasa resmi
warga Austria. Novel ini membuat saya terbawa ke dalam dunia mereka, namun ada
beberapa hal yang sulit untuk dipahami, karena novel ini terlalu tinggi dalam
segi bahasa penulisan bagi saya pribadi. Tetapi saya sangat tertantang dan
begitu ketagihan untuk membacanya, karena novel ini didesain lebih menarik
dengan banyaknya gambar para tokoh yang berperan di dalamnya sehingga
memudahkan saya untuk berimajinasi. Novel ini tidak membuat saya penasaran lagi
dengan rupa dan suasana kehidupan disana, walaupun gambar yang dibuat tidak
berwarna.
Hidup adalah
bagaimana sebuah proses suatu kejadian dapat terjadi dimana manusia adalah
pemeran utamanya.
Sebaik-baik
manusia adalah mereka yang terus berjalan di atas sebuah cahaya……
"SALSABILA
FIRDAUS 00:01 AM."
SEMOGA INI
BISA DIJADIKAN INSPIRASI UNTUK PARA PEMBACA, AGAR PARA PEMBACA BISA MASUK KE
DALAM DUNIA NOVEL TERSEBUT.
SEKIAN.
TERIMA KASIH.
Lucky Club Casino Site Review 2021
BalasHapusLucky Club has been around for a while and is now one of the largest online casinos in luckyclub.live the UK. We've reviewed the site and have recommended it to Rating: 2.5 · Review by LuckyClub.live